Jumat, 23 Mei 2014

Perkenalkan, ini Inanike Agusta Pramugari Cantik Garuda Indonesia yang Shalat di Pesawat

Inanike Agusta Pramugari Cantik Garuda Indonesia
yang Shalat di Pesawat Garuda Indonesia menuju Malaysia


Foto seorang pramugari Garuda Indonesia yang sedang salat di pesawat membuat heboh. Banyak yang memuji wanita cantik tersebut karena tetap meluangkan waktu ibadah di mana pun. Siapa dia sebenarnya? Efek bacaan Al-Quran terhadap tubuh manusia (Percobaan)

Pramugari tersebut bernama Inanike Agusta. Seorang dara cantik kelahiran Salatiga, Jawa Tengah, yang sudah 4 tahun menjadi pramugari Garuda Indonesia.

Ditemui detikcom di Garuda Training Center, Jl Duri Kosambi, Jakbar, Kamis (22/5/2014), Nike tampil dengan pakaian khas pramugari Garuda berwarna oranye. Rambutnya tergulung rapi dan senyumnya terus merekah. Tips Mendidik Anak secara Islami Kenal Tuhan dan Cara Berbakti kepada kedua orangtuanya

"Alhamdulillah, ini berita positif. Saya juga surprise, padahal hanya menjalankan kewajiban saja," ucap Nike saat ditanya soal foto salatnya yang dijepret fotografer asal Malaysia.

Nike mengaku tak ingat kapan penerbangan itu berlangsung. Dia juga tak hapal rute yang ditempuh ketika foto itu diambil.

"Saya cuma ingat 6 bulan lalu, ada orang yang memfoto lagi salat, tapi saya nggak yakin apa itu benar waktunya," cerita Nike.

Awalnya, mantan sekretaris di PLN ini hanya mendengar tentang kabar ada pramugari yang difoto saat salat. Dia belum melihat langsung foto tersebut. Baru ketika orang banyak mengucapkan selamat, dia menyadari wanita yang sedang salat duduk itu adalah tak lain dirinya. Bagaimana cara mendidik anak agar jadi penurut dan pintar serta berakhlak mulia

"Ada yang bilang positif, ada juga yang bilang biasa aja, orang salat. Saya sih nggak mau terlalu pusing, yang penting menjalankan kewajiban saja," tuturnya.

Kini, kehidupan Nike memang berubah semenjak foto itu beredar. Banyak orang yang mengenalnya, bahkan meminta tanda tangan. Selama itu positif, Nike merasa senang menjalaninya.

Kamis, 22 Mei 2014

Efek bacaan Al-Quran Terhadap Tubuh Manusia

Hasil uji coba penelitian ini menunjukan bahwa kalimat-kalimat Al-Qur`an itu sendiri memeliki pengaruh fisiologis terhadap ketegangan organ tubuh secara langsung, apalagi apabila disertai dengan mengetahui maknanya.

Ada menyeruak perhatian yang begitu besar terhadap kekuatan membaca Al-Qur'an, dan yang terlansir di dalam Al-Qur'an, dan pengajaran Rasulullah. Dan sampai beberapa waktu yang belum lama ini, belum diketahui bagaimana mengetahui dampak Al-Qur'an tersebut kepada manusia. Dan apakah dampak ini berupa dampak biologis ataukah dampak kejiwaan, atakah malah keduanya, biologis dan kejiwaan.

Maka, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kami memulai sebuah penelitian tentang Al-Qur'an dalam pengulangan-pengulangan "Akbar" di kota Panama wilayah Florida. Dan tujuan pertama penelitian ini adalah menemukan dampak yang terjadi pada organ tubuh manusia dan melakukan pengukuran jika memungkinkan. 

Penelitian ini menggunakan seperangkat peralatan elektronik dengan ditambah komputer untuk mengukur gejala-gejala perubahan fisiologis pada responden selama mereka mendengarkan bacaan Al-Qur'an


Penelitian dan pengukuran ini dilakukan terhadap sejumlah kelompok manusia:
1. Muslimin yang bisa berbahasa Arab.
2. Muslimin yang tidak bisa berbahasa Arab
3. Non-Islam yang tidak bisa berbahasa Arab.



Pada semua kelompok responden tersebut dibacakan sepotong ayat Al-Qur'an dalam bahasa Arab dan kemudian dibacakan terjemahnya dalam bahasa Inggris.


Dan pada setiap kelompok ini diperoleh data adanya dampak yang bisa ditunjukkan tentang Al-Qur'an, yaitu 97% percobaan berhasil menemukan perubahan dampak tersebut. Dan dampak ini terlihat pada perubahan fisiologis yang ditunjukkan oleh menurunnya kadar tekanan pada syaraf secara sprontanitas. Dan penjelasan hasil penelitian ini aku presentasikan pada sebuah muktamar tahunan ke-17 di Univ. Kedokteran Islam di Amerika bagian utara yang diadakan di kota Sant Louis Wilayah Mizore, Agustus 1984. 

Dan benar-benar terlihat pada penelitian permulaan bahwa dampak Al-Qur'an yang kentara pada penurunan tekanan syaraf mungkin bisa dikorelasikan kepada para pekerja: Pekerja pertama adalah suara beberapa ayat Al-Qur'an dalam Bahasa Arab. Hal ini bila pendengarnya adalah orang yang bisa memahami Bahasa Arab atau tidak memahaminya, dan juga kepada siapapun (random). Adapun pekerja kedua adalah makna sepenggal Ayat Al-Qur'an yang sudah dibacakan sebelumnya, sampai walaupun penggalan singkat makna ayat tersebut tanpa sebelumnya mendengarkan bacaan Al-Qur'an dalam Bahasa Arabnya. 

Adapun Tahapan kedua adalah penelitian kami pada pengulangan kata "Akbar" untuk membandingkan apakah terdapat dampak Al-Qur'an terhadap perubahan-perubahan fisiologis akibat bacaan Al-Qur'an, dan bukan karena hal-hal lain selain Al-Qur'an semisal suara atau lirik bacaan Al-Qur'an atau karena pengetahun responden bahwasannya yang diperdengarkan kepadanya adalah bagian dari kitab suci atau pun yang lainnya. 

Dan tujuan penelitian komparasional ini adalah untuk membuktikan asumsi yang menyatakan bahwa "Kata-kata dalam Al-Qur'an itu sendiri memiliki pengaruh fisiologis hanya bila didengar oleh orang yang memahami Al-Qur'an . Dan penelitian ini semakin menambah jelas dan rincinya hasil penelitian tersebut. 

Peralatan


Peralatan yang digunakan adalah perangkat studi dan evaluasi terhadap tekanan syaraf yang ditambah dengan komputer jenis Medax 2002 (Medical Data Exuizin) yang ditemukan dan dikembangkan oleh Pusat Studi Kesehatan Univ. Boston dan Perusahaan Dafikon di Boston. Perangkat ini mengevaluasi respon-respon perbuatan yang menunjukkan adanya ketegangan melalui salah satu dari dua hal: (i) Perubahan gerak nafas secara langsung melalui komputer, dan (ii) Pengawasan melalui alat evaluasi perubahan-perubahan fisiologis pada tubuh. Perangkat ini sangat lengkap dan menambah semakin menguatkan hasil validitas hasil evaluasi. Subsekuen:

1. Program komputer yang mengandung pengaturan pernafasan dan monitoring perubahan fisiologis dan printer. 

2. Komputer Apple 2, yaitu dengan dua floppy disk, layar monitor dan printer. 

3. Perangkat monitoring elektronik yang terdiri atas 4 chanel: 2 canel untuk mengevaluasi elektrisitas listrik dalam otot yang diterjemahkan ke dalam respon-respon gerak syaraf otot; satu chanel untuk memonitor arus balik listrik yang ke kulit; dan satu chanel untuk memonitor besarnya peredaran darah dalam kulit dan banyaknya detak jantung dan suhu badan. 

Berdasarkan elektrisitas listrik dalam otot-otot, maka ia semakin bertambah yang menyebabkan bertambahnya cengkeraman otot. Dan untuk memonitor perubahan-perubahan ini menggunakan kabel listrik yang dipasang di salah satu ujung jari tangan. 

Adapun monitoring volume darah yang mengalir pada kulit sekaligus memonitor suhu badan, maka hal itu ditunjukkan dengan melebar atau mengecilnya pori-pori kulit. Untuk hal ini, menggunakan kabel listrik yang menyambung di sekitar salah satu jari tangan. Dan tanda perubahan-perubahan volume darah yang mengalir pada kulit terlihat jelas pada layar monitoryang menunjukkan adanya penambahan cepat pada jantung. Dan bersamaan dengan pertambahan ketegangan, pori-pori mengecil, maka mengecil pulalah darah yag mengalir pada kulit, dan suhu badan, dan detak jantung. 

Metode dan Keadaan yang digunakan: Percobaan dilakukan selama 210 kali kepada 5 responden: 3 laki-laki dan 2 perempuan yang berusia antara 40 tahun dan 17 tahun, dan usia pertengahan 22 tahun. 

Dan setiap responden tersebut adalah non-muslim dan tidak memahami bahasa Arab. Dan percobaan ini sudah dilakukan selama 42 kesempatan, dimana setiap kesempatannya selama 5 kali, sehingga jumlah keseluruhannya 210 percobaan. Dan dibacakan kepada responden kalimat Al-Qur'an dalam bahasa Arab selama 85 kali, dan 85 kali juga berupa kalimat berbahasa Arab bukan Al-Qur'an. Dan sungguh adanya kejutan/shock pada bacaan-bacaan ini: Bacaan berbahasa Arab (bukan Al-Qur'an) disejajarkan dengan bacaan Al-Qur'an dalam lirik membacanya, melafadzkannya di depan telingga, dan responden tidak mendengar satu ayat Al-Qur'an selama 40 uji-coba. Dan selama diam tersebut, responden ditempatkan dengan posisi duduk santai dan terpejam. Dan posisi seperti ini pulalah yang diterapkan terhadap 170 uji-coba bacaan berbahasa Arab bukan Al-Qur'an. 

Dan ujicoba menggunakan bacaan berbahasa Arab bukan Al-Qur'an seperti obat yang tidak manjur dalam bentuk mirip seperti Al-Qur'an, padahal mereka tidak bisa membedakan mana yang bacaan Al-Qur'an dan mana yang bacaan berbahasa Arab bukan Al-Qur'an. Dan tujuannya adalah utuk mengetahui apakah bacaan Al-Qur'an bisa berdampak fisiologis kepada orang yang tidak bisa memahami maknanya. Apabila dampak ini ada (terlihat), maka berarti benar terbukti dan dampak tidak ada pada bacaan berbahasa Arab yang dibaca murottal (seperti bacaan Imam Shalat) pada telinga responden. 

Adapun percobaan yang belum diperdengarkan satu ayat Al-Qur'an kepada responden, maka tujuannya adalah untuk mengetahui dampak fisiologis sebagai akibat dari letak/posisi tubuh yang rileks (dengan duduk santai dan mata terpejam). 

Dan sungguh telah kelihatan dengan sangat jelas sejak percobaan pertama bahwasannya posisi duduk dan diam serta tidak mendegarkan satu ayat pun, maka ia tidak mengalami perubahan ketegangan apapun. Oleh karena itu, percobaan diringkas pada tahapan terakhir pada penelitian perbandingan terhadap pengaruh bacaan Al-Qur'an dan bacaan bahasa Arab yang dibaca murottal seperti Al-Qur'an terhadap tubuh. 

Dan metode pengujiannya adalah dengan melakukan selang-seling bacaan: dibacakan satu bacaan Al-Qur'an, kemudian bacaan bahasa Arab, kemudian Al-Qur'an dan seterusnya atau sebaliknya secara terus menerus. 

Dan para responden tahu bahwa bacaan yang didengarnya adalah dua macam: Al-Qur'an dan bukan Al-Qur'an, akan tetapi mereka tidak mampu membedakan antara keduanya, mana yang Al-Qur'an dan mana yang bukan. 

Adapun metode monitoring pada setiap percobaan penelitian ini, maka hanya mencukupkan dengan satu chanel yaitu chanel monitoring elektrisitas listrik pada otot-otot, yaitu dengan perangkat Midax sebagaimana kami sebutkan di atas. Alat ini membantu menyampaikan listrik yang ada di dahi. 

Dan petunjuk yang sudah dimonitor dan di catat selama percobaan ini mengadung energi listrik skala pertengahan pada otot dibandingkan dengan kadar fluktuasi listrik pada waktu selama percobaan. Dan sepanjang otot untuk mengetahui dan membandingkan persentase energi listrik pada akhir setiap percobaan jika dibandingkan keadaan pada awal percobaan. Dan semua monitoring sudah dideteksi dan dicatat di dalam komputer. Dan sebab kami mengutamakan metode ini untuk memonitor adalah karena perangkat ini bisa meng-output angka-angka secara rinci yang cocok untuk studi banding, evaluasi dan akuntabel.. 

Pada satu ayat percobaan, dan satu kelompok percobaan perbandingan lainnya mengandung makna adanya hasil yang positif untuk satu jenis cara yang paling kecil sampai sekecil-kecilnya energi listrik bagi otot. Sebab hal ini merupakan indikator bagusnya kadar fluktuasi ketegangan syaraf, dibandingkan dengan berbagai jenis cara yang digunakan responden tersebut ketika duduk. Hasil Penelitian 

Ada hasil positif 65% percobaan bacaan Al-Qur'an. Dan hal ini menunjukkan bahwa energi listrik yang ada pada otot lebih banyak turun pada percobaan ini. Hal ini ditunjukkan dengan dampak ketegangan syaraf yang terbaca pada monitor, dimana ada dampak hanya 33 % pada responden yang diberi bacaan selain Al-Qur'an. 

Pada sejumlah responden, mungkin akan terjadi hasil yang terulang sama, seperti hasil pengujian terhadap mendengar bacaan Al-Qur'an. Oleh karena itu, dilakukan ujicoba dengan diacak dalam memperdengarkannya (antara Al-Qur'an dan bacaan Arab) sehingga diperoleh data atau kesimpulan yang valid. 

Pembahasan Hasil Penelitian dan Kesimpulan Sungguh sudah terlihat jelas hasil-hasil awal penelitian tentang dampak Al-Qur'an pada penelitian terdahulu bahwasanya Al-Qur`an memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap syaraf. dan mungkin bisa dicatat pengaruh ini sebagai satu hal yang terpisah, sebagaimana pengaruh inipun terlihat pada perubahan energi listrik pada otot-otot pada organ tubuh. dan perubah-perubahan yang terjadi pada kulit karena energi listrik, dan perubahan pada peredaran darah, perubahan detak jantung, voleme darah yang mengalir pada kulit, dan suhu badan. 

Dan semua perubahan ini menunjukan bahwasanya ada perubahan pada organ-organ syaraf otak secara langsung dan sekaligus mempengaruhi organ tubuh lainnya. Jadi, ditemukan sejumlah kemungkinan yang tak berujung ( tidak diketahui sebab dan musababnya) terhadap perubahan fisiologis yang mungkin disebabkan oleh bacaan Al-Qur`an yang didengarkannya. 

Oleh karena itu sudah diketahui oleh umum bahwasanya ketegangan-ketegangan saraf akan berpengaruh kepada dis-fungsi organ tubuh yang dimungkinkan terjadi karena produksi zat kortisol atau zat lainnya ketika merespon gerakan antara saraf otak dan otot. Oleh karena itu pada keadaan ini pengaruh Al-Qur`an terhadap ketegangan saraf akan menyebabkan seluruh badannya akan segar kembali, dimana dengan bagusnya stamina tubuh ini akan menghalau berbagai penyakit atau mengobatinya. Dan hal ini sesuai dengan keadaan penyakit tumor otak atau kanker otak. 


Juga, hasil uji coba penelitian ini menunjukan bahwa kalimat-kalimat Al-Qur`an itu sendiri memeliki pengaruh fisiologis terhadap ketegangan organ tubuh secara langsung, apalagi apabila disertai dengan mengetahui maknanya.


Ketika saya mulai mendalami Islam semasa kuliah, saya bertekad untuk mulai berhenti mendengarkan musik. Ini merupakan keputusan yang sulit tapi pada akhirnya saya berhasil berhenti mendengarkannya. Ini bukanlah persoalan mudah bagi saya, dan pada akhirnya saya kembali mendengarkan musik, kemudian kembali berhenti, dan kembali mendengarkannya sekali lagi. Alhamdulillah, saya akhirnya benar-benar berhenti mendengarkannya sekitar lima tahun yang lalu (Semoga Allah meneguhkan pendirian saya kali ini).

Ada banyak orang yang siap berdebat dan berkata bahwa tak ada salahnya mendengarkan musik, karena musik dapat menenangkan jiwa, dan sebagainya. Tapi setelah membaca sebuah email, saya tersadar bahwa keputusan saya adalah keputusan yang bijak, sebuah upaya untuk meningkatkan ketaqwaan saya, sebuah usaha yang memerlukan perjuangan terus-menerus dari diri kita. Insya Allah, setelah membaca artikel ini, anda dapat berubah dan berhenti mendengarkan musik.

Beberapa bulan yang lalu, sebuah email dikirimkan kepada organisasi Al-Huda Kanada dan di-forward-kan hingga sampai kepada saya. Isi dari email tersebut begitu luar biasa. Berikut ini isinya:

Bismillah
Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Beberapa minggu yang lalu, putri saya, yang masih kelas 1 SD, melakukan uji coba ilmiah di sekolahnya. Kami memutuskan untuk melakukan sebuah eksperimen yang menarik. Hipotesis kami adalah mendengarkan Al-Qur'an mempunyai dampak bagi diri kita, sama halnya ketika kita mendengarkan musik yang juga mempunyai dampak yang terlihat jelas. Untuk membuktikan hipotesis ini, kami mengambil sebuah apel yang mempunyai kandungan sekitar 60-70% air, sama seperti tubuh manusia. Kami membelah dua apel itu, memasukkan masing-masing bagiannya ke dalam kantung plastik, dan selama tujuh hari kami memainkan lantunan ayat-ayat Al-Qur'an untuk salah satu bagian apel, dan lantunan musik untuk bagian apel yang satu lagi. Kedua apel ini disimpan dalam suhu ruangan. Hasilnya sangat luar biasa dan hipotesis kami benar adanya.

Dalam surat Yunus, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman tentang Al-Qur'an:

"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Qs. Yunus[10]:57)

Tolong perhatikan gambar di bawah ini. Gambar pertama adalah gambar ketika apelnya baru dibelah. Gambar kedua adalah gambar setelah tiga minggu melakukan eksperimen.



Jazakallah khairan. Wassalam.

Quanita Rizvi
Al-Huda Institute, Kanada

Eksperimen di atas sungguh luar biasa. Oleh karenanya, para staff di Reflections, sebuah sekolah di Karachi, Pakistan, melakukan eksperimen yang sama untuk menguji validitasnya. Di bawah ini adalah sebuah email yang ditulis oleh Asim Ismail, ketua pendidikan Islam di sekolah itu.

Selama dua minggu, seorang guru memainkan musik di hadapan potongan apel selama sepuluh menit per hari. Dan bacaan Al-Qur'an diperdengarkan di hadapan potongan apel satunya lagi dengan durasi yang sama. Gambar di bawah menunjukkan hasil eksperimen ini. Potongan apel yang membusuk adalah potongan apel yang diperdengarkan musik, dan potongan apel yang tampak masih agak segar adalah potongan apel yang diperdengarkan Al-Qur'an. Subhanallah! Satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah, apel yang diperdengarkan Al-Qur'an masih mengeluarkan aroma yang segar sedangkan apel yang diperdengarkan musik... Ya, bisa anda bayangkan sendiri bagaimana aromanya.




"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram." (Qs. Ar Ra'd[13]:28) 

Subhanallah. Semoga Allah menjaga hati kita dari kerusakan dan menyembuhkannya dengan berdzikir kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan membaca Al-Qur'an. Aamiin.

Diterjemahkan secara bebas dari: discomaulvi wordpress


TUTORIAL PENELITIAN ILMIAH!!! EFEK AL-QUR’AN DAN MUSIK PADA BUAH SEMANGKA


Sebuah penelitian sederhana yang kemarin aku lakukan, Masya Allah, ternyata buah semangka yang aku perdengarkan murottal Al Qur’an selama 3 jam 26 menit masih terlihat segar walau sudah kubiarkan selama 4 hari, berbeda dengan buah semangka yang aku perdengarkan musik selama 3 jam 42 menit, membusuk parah banget…
TUROTIAL PENELITIAN ILMIAH LAINNYA : EFEK MUSIK DAN SUARA QUR’AN PADA BUAH APEL DI http://discomaulvi.wordpress.com/2011/08/20/effect-music-vs-quran-on-apple-heart/
jika buah-buahan saja daya tahan tubuhnya hebat setelah diperdengarkan bacaan ruqyah (Al-Qur’an) apalagi tubuh manusia yang sering membaca atau mendengarkan Al-Qur’an, subhanallah

1209113_10152133638409112_1783174772_n

Mendidik Anak agar Menjadi Aset Menuju Rumah Keabadian (Surga)



Disela-sela kesibukan saya mengajar, saya ingin selalu berbagi berbagai informasi dan ilmu pengetahuan dengan harapan agar ilmu yang sedikit ini mampu bermanfaat bagi seluruh kaum muslimin dan muslimat serta seluruh masyarakat indonesia. Berangkat dari pengalaman sehari-hari mengajar Al-Quran (Tahsin dan Tahfidz) kepada beberapa keluarga yang berada di daerah Jakarta, saya ingin sekali berbagi pengalaman juga masukan "Bagaimana cara mendidik anak agar menjadi aset yang akan memasukkan kedua ibu bapaknya ke dalam surga bukan menjadi bumerang yang akan menjerumuskan ke dalam neraka jahannam".

Wahai Ibu bapak kami, Ajarkan kami cara mengenal Tuhan dan cara Sholat
Agar kami tau cara berbakti kepada kalian dan tau cara mendo'akan kalian
kelak ketika kalian sudah tidak ada disisi kami lagi.

Pendidikan yang dianut mayoritas masyarakt indonesia dimulai dari SD, SLTP, SMU atau setingkatnya sama sekali tidak mendukung pendidikan atau edukasi spiritual dan juga pengelolaan emosional yang baik. Sebaliknya, diantara keseluruhan mata pelajaran yang diajarkan tersebut hanya memperhatikan perkembangan Intelektual si anak didik dengan tujuan agar anak-anak itu akan menjadi anak pintar dan berprestasi tinggi. Inilah yang menjadi akar persoalan yang menimbulkan kemerosotan akhlak dan budi pekerti yang menjadi Pekerjaan Rumah untuk kita semua. Bagaimana tidak, ada orang pintar dengan intelektual diatas rata-rata dan lulusan terbaik kampus tertentu tapi kerjaannya mencuri alias korupsi. Itulah akibatkan karena mutu pendidikan di Indonesia hanya melihat pintar dari segi intelektual tanpa pernah mendidik secara emosional dan spiritual sehingga mereka tidak mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah, bahkan mereka tidak mampu mengenal siapa tuhan mereka yang selalu mengawasi setiap gerak-gerik dan tingkah laku mereka.

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka". (Surah Ali Imran :10).

Ayat diatas menjelaskan betapa buruknya nasib orang-orang kafir, semua harta dan anak keturunan yang mereka banggakan selama di dunia ini nantinya tidak akan mampu menyelamatkan mereka dari siksa neraka. Apakah ayat ini hanya dikhususkan kepada orang-orang kafir? Pengertian kafir secara istilah adalah tertutupnya hidayah kedalam hati seseorang baik muslim ataupun kafir dan secara bahasa kafir adalah tertutup dari sesuatu. Jika kita melihat defenisi kata kafir secara istilah tersebut ayat ini mencakup keseluruhan manusia baik yang kafir secara hakiki (kafir secara lahiriah yaitu beragama selain islam dan sebagainya) ataupun kafir dengan pengertian agamanya masih islam tetapi pemikiran dan lainnya masih mengikuti tradisi orang-orang kafir.

Sangat menyedihkan bila ada umat islam yang mengaku dirinya muslim tetapi malah menganggap remeh terhadap kitabullah dan menganggap remeh terhadap ilmu-ilmu agama. Malah mereka senang berjam-jam menghabiskan waktu bersama teman-teman tetapi merasa rugi jika waktu tersebut digunakan untuk membaca dan merenungi setiap ayat yang ada dalam Al-Quran. Kebanyakan orang kaya menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah yang notabenenya sekolah elite dan terpandang, dan bisa dipastikan sekolah tersebut jauh dari norma dan nilai-nilai ajaran islam karena mereka hanya mementingkan sisi intelektualitas dan mengabaikan sisi spiritual anak-anak didik mereka. 

Orangtua yang mengabaikan pendidikan agama terhadap anak-anak mereka kelak akan merasakan  betapa menyesalnya karena dahulu Allah swt telah memudahkan rejeki kepada mereka tapi malahan anak-anak itu tidak tahu cara berbakti kepada mereka. Kapan mereka menyesal? Penyesalan pasti akan datang belakangan, ketika mereka sudah tua dan anak-anak yang mereka banggakan itu telah menjadi direktur dan orang penting lainnya tapi malahan mereka dianggap sampah oleh anak-anak mereka sendiri. Dan kelak diakhirat anak-anak tersebut akan menjadi bumerang yang menyebabkan mereka disiksa selamanya dalam neraka yang sangat pedih itu. Na'uzdubillah min Dzalik!

Ayo Belajar Sebelum terlambat!!!
Ajarkan anak-anak anda dengan cara yang baik....
Ajarkan mereka cara sholat dan mengaji....
Ajarkan mereka mengenal Tuhannya....
Ajarkan mereka adab dan sopan santun....

Berikan mereka tontonan yang baik yang akan membuat mereka cerdas dan berakhlak mulia. Let's see it here!!!

Minggu, 18 Mei 2014

Blog Tuuba Indonesia Tembus 100 ribu Pengunjung

Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar
dan mengajarkan Al-Quran
Hari ini blog Tuuba Indonesia Atau Buletin Tuuba menembus 100 ribu pengunjung harian dalam waktu kurang dari 1 bulan, satu pencapaian yang sangat memuaskan. Blog yang dirintis sebagai wadah pemersatu umat dan salahsatu blog yang fokus di bidang dakwah islamiyah khususnya seputar ilmu ke-Al Quranan yang meliputi Tahfidzul Quran, Tafsir, Fikih, Motivasi Keimanan, Renungan, Tips dan Trik Hafal Al-Quran dan Sains Al-Quran (Menyibak tanda kekuasaan Allah melalui alam). 

Kami sadar masih banyak sekali kekurangan yang terdapat dalam blog sederhana ini, blog yang menjadi wadah utama tempat untuk kita menumpahkan segala isi pikiran kita, menjalin silaturrahmi dan juga wadah menuntut ilmu agama. Lembaga Tuntas Buta Aksara Al-Quran (TUUBA) Indonesia menerapkan model pembelajaran Al-Quran yang fleksibel sehingga mampu diterapkan kepada setiap orang dan semua usia. 

Kami juga menyediakan sistem belajar Al-Quran ke rumah-rumah dengan proses belajar mengajar selama 2 jam. 2 jam yang akan diisi dengan pembelajaran Tajwid, Tahsin serta Naghamul (lagu) Al-Quran. Kepada setiap peserta diwajibkan membayar iuran sebesar 150 ribu/pertemuan (Untuk private ke rumah) dan 50/Orang (yang ikut belajar di Lembaga Tuntas Buta Aksara Al-Quran Kalimalang). Dana tersebut akan dialokasikan untuk pembayaran asatidz, membeli alat pendukung belajar mengajar dan lain sebagainya. Dukung kegiatan Tuntas Buta Aksara Al-Quran Indnonesia agar terwujud indonesia yang  baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur.

Sabtu, 17 Mei 2014

Kesedihan yang akan terbayar dengan Surga

Penghafal Al-Quran akan mati layaknya syuhada' yang membela agama Allah
mati dalam keadaan yang baik serta jasadnya tidak akan dimakan ulat
serta dapat menolong keluarganya kelak di yaumil Qiyamah.
Let's memorize Al-Quran NOW!!!

Penulis: Muhammad
Terkadang hidup tdk adil karena kehidupan selalu berpihak kpd mereka yang mendominasi. Itulah hakikat dari kata ghurur dalam al quran yang menggambarkan kehidupan dunia ini layaknya sandiwara yang telah diatur skenarionya. Tapi berusaha memilih peran yang baik dan positif thinking kepada Allah karena ia berdasarkan dugaan hamba-hambaNya. Ketika kita coba merenungi kehidupan ini sangat tepat jika disandangkan predikat ghurur atau sandiwara dikarena pola pikir dan hakikat keinginan manusia selalu ingin mendominasi bukan berada di pihak yang tereliminasi. Hafal Al-Quran karena jalan macet total
Padahal belum tentu golongan mayoritas yg mempunyai pengaruh dan dominan tersebut adalah golongan yang kelak akan memperoleh kemenangan yg hakiki atau surga. Kesuksesan hakiki (surga) itu merupakan pemberian Allah Swt kepada hamba-hamba pilihan, seperti produk terbaik yang mengungguli dari keseluruhan produk-produk lainnya. Hasil terbaik inilah yang selalu menjadi keinginan dari para sahabat, tabiin dan orang-orang sesudah mereka yg rela tidak tidur sampai larut malam hanya untuk qiyamul lail, beramal shaleh, menghafal Al Quran dan tidak pernah berhenti mentadabburinya siang dan malam serta dalam keadaan dan cuaca seperti apapun. Seorang yahudi memilih islam sebagai agama barunya
Sekarang ini, motivasi untuk menjadi khaira ummah (umat terbaik) seharusnya senantiasa menjadi panduan kita, bagaimana para ulama yang selalu berlomba-lomba dalam mencari ilmu. Mereka rela berjalan bermil mil jauhnya hanya untuk mencari sebuah hadits, bagaimana semangat mereka ketika menghafal al-Quran serta menelaah kandungannya sehingga menghasilkan tafsir yang berjilid-jilid tebalnya.
Semangat mereka seharusnya menjadi motivasi agar kita bangkit untuk menghafal, mengkaji serta mengamalkan isi al-Quran bukan sekadar bercerita tanpa isi dan tanpa makna. Dengan begitu semua kesedihan, kesusahan akan terbalas dengan surga yang diperuntukkan bagi mereka yang bersungguh-sungguh di dunia ini. Mengapa para ulama tidak mau shalat malamnya diketahui orang lain?
Jadilah orang yang disebutkan dalam hadits Rasulullah Saw, raihlah derajat surgamu sejauh mana bacaan al Quranmu, begitulah cara allah mengangkat seseorang yg dikehendakiNya baik di dunia maupun di akhirat kelak. Allah Swt senantiasa menjaga para penghafal al-Quran dari gangguan orang-orang yang dengki kepada mereka "Barangsiapa memuliakan penghafal quran maka allah akan memuliakannya dan barangsiapa merendahkan penghafal al quran, allah juga akan merendahkan (derajat) mereka". Jadilah salah satu penghafal dan penjaga kalam Allah Swt dengan memulai menghafalnya dan mengamalkannya setiap saat. Semoga bermanfaat!!! [][][][]

Kami membuka kelas private Al-Quran baik personal maupun kerjasama antar lembaga dan instansi. Bagi anda yang berminat dan ingin berkonsultasi seputar pengembangan dan kurikulum Al-Quran silahkan hubungi 085776198625 atau Melalui email el_hufadz@yahoo.com.

Jumat, 16 Mei 2014

Menjadi Hafidz Qur’an Gara-Gara Macet

Apakah mungkin gara-gara macet bisa menjadi Hafidz Qur’an? Jawabannya adalah tentu saja bisa. Bagaimana metodenya? Mari kita kaji bersama!

Fenomena macet adalah hal yang tidak asing bagi mereka yang hidup di kota-kota besar. Pagi, siang, sore, malam macet. Kadang bahkan sampai berjam-jam. Banyak yang menggerutu, ngedumel, bahkan tak jarang kata-kata tidak pantas pun terlontar yang akhirnya berbuah dosa. 

Namun, apa solusi yang pas bagi kita selaku umat muslim?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 
"Amat mengherankan sekali keadaan orang mu'min itu, sesungguhnya semua keadaannya itu adalah merupakan kebaikan baginya dan kebaikan yang sedemikian itu tidak akan ada lagi seorangpun melainkan hanya untuk orang mu'min saja, yaitu apabila ia mendapatkan kelapangan hidup, ia pun bersyukur, maka hal itu adalah kebaikan baginya, sedang apabila ia ditimpa oleh kesukaran -yakni yang merupakan bencana- iapun bersabar dan hal inipun adalah merupakan kebaikan baginya." (HR Muslim)

Nah dari hadist di atas bagi seorang muslim kemacetan bisa menjadi lahan amal. Salah satunya menghafal Al-Quran dengan cara mendengarkan Murottal Al-Quran. Hal ini tentu saja dapat mengubah waktu yang seakan terhenti karena kemacetan menjadi produktif dan tentunya dapat menyejukkan hati kita sehingga kejenuhan, kelelahan dan kejengkelan ditengah kemacetan bisa terobati, sekaligus mendapatkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Saat ini sudah ada Murottal Al Qur’an edisi per halaman dan software Al Qur’an edisi hafalan yang bisa didownload gratis di http://download.pusatalquran.com. Sehingga nanti ketika menghadapi kemacetan bisa diaktifkan di laptop, smartphone atau tape mobil. Asyik kan!.

Mari sebarkan informasi ini, InsyaAllah nanti akan banyak orang berkata ketika macet “Alhamdulillah macet, saatnya menghafal Al Qur’an”. Atau “Alhamdulillah macet, jadi bisa murojaah”.

Begitu banyak kemudahan yang Allah berikan kepada kita sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi, semoga kita tergolong orang yang mampu mensyukurinya dengan cara memanfaatkannya untuk kebaikan. []

Penulis : Rully Oktoberyanto

Yahudi Ini Masuk Islam Gara-Gara Baju Besi



Allah memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendakiNya melalui berbagai cara yang kadang-kadang terasa aneh dan tidak terduga. Seperti orang yahudi ini. Semula, ia bersikeras bahwa baju besi ini adalah miliknya. Siapa sangka, gara-gara kasus baju besi tersebut, ia kemudian masuk Islam.

Kisah ini terjadi di zaman khulafaur rasyidin ketiga, Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu. Saat itu Ali kehilangan baju besinya. Ia pun mengumumkannya beserta tanda-tandanya.

Suatu ketika, Ali bertemu dengan orang yahudi yang menemukan baju besi itu. Tanda-tandanya persis. Ali yakin itu adalah baju besinya yang jatuh dari unta.

“Baju besi ini adalah milikku,” kata si Yahudi menolak memberikannya kepada Ali. “Baju perang ini milikku karena ia ada di tanganku. Kalau engkau tidak puas, mari kita selesaikan di pengadilan.”

Meskipun Ali adalah khalifah, orang yahudi itu tidak canggung “menantangnya.” Sebab di zaman itu, ketika Islam memimpin dan berkuasa sejak zaman Rasulullah, rakyat dengan bebas berdialog dan menyatakan pendapatnya kepada pemimpinnya. Antara rakyat dan pemimpin , keduanya bisa dengan mudah bertemu tanpa sederet birokrasi. Juga tak ada diskriminasi. Sebenarnya Ali dengan kekuasaannya sebagai khalifah bisa saja langsung memerintahkan tentara untuk mengambil paksa baju besi itu. Tetapi ia tidak melakukannya. Ia sepakat membawa kasus tersebut ke pengadilan.

Tibalah pengadilan itu dimulai. Hakim Syuraih dari Kufah menangani kasus ini.

Hakim: “Wahai amirul mukminin, apa yang kamu adukan?”

Ali: “Baju besi ini jatuh dari untaku, ia memiliki tanda-tanda begini dan begini. Dan orang Yahudi ini telah menemukannya”

Hakim: “Wahai Yahudi, apa yang kamu katakan?”

Yahudi: “Baju perang ini adalah milikku karena ia ada di tanganku.”

Hakim: “Setelah memeriksa tanda-tandanya, baju besi itu persis seperti yang dikatakan Amirul Mukminin. Namun begitu, engkau perlu mendatangkan dua sakdi ya Amirul Mukminin”

Ali kemudian memanggil seorang tentaranya dan Hasan, putranya sendiri. Merekalah yang akan memberikan kesaksian bahwa baju besi itu adalah milik Ali.

Hakim: “Kesaksian tentara ini diterima. Sedangkan kesaksian Hasan bin Ali tidak bisa diterima.”

Ali: “Wahai hakim, tidakkah engkau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda sebagaimana yang diriwayatkan Umar bin Khattab bahwa Hasan dan Husein adalah pemimpin pemuda dan penghuni surga?”

Hakim: “Benar, aku mendengarnya.”

Ali: “Lalu mengapa kesaksian pemimpin pemuda penghuni surga tidak diperbolehkan?”

Hakim: “Bukan begitu Amirul Mukminin. Yang menjadi masalah adalah, dia ini anakmu sendiri.”

Mendengar dan menyaksikan jalannya pengadilan ini, hati orang Yahudi terus bergetar. Bagaimana mungkin ada pengadilan seperti ini, bagaimana mungkin ada agama seadil dan seindah ini. Ia pun kemudian menyela, “Wahai Amirul mukminin, ini sebenarnya adalah baju besimu. Ambillah. Aku telah menyaksikan seorang kepala negara yang untuk urusan baju besi saja mau ke pengadilan dan hakimnya yang seorang muslim pun memutuskan dengan sangat adil dan jujur. Ambillah baju besi yang kutemukan saat terjatuh dari untamu ini dan saksikanlah bahwa aku hari ini bersyahadat ‘Aku bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.’” 5 Penyebab dosa Kecil menjadi dosa besar, Na'uzdubillah min dzalik

Subhanallah, pengadilan itu menjadi luapan syukur karena bertambahnya saudara baru dalam Islam dan iman. Meski baju besi itu dikembalikan kepada Ali, Ali justru memberikannya kepada mualaf tersebut. Ali juga memberinya uang tujuh ratus dirham sebagai hadiah. [Disarikan dari Qashashush Shalihin karya Mustafa Murad]

Rabu, 14 Mei 2014

5 Penyebab Dosa Kecil Berubah Menjadi Dosa Besar

Dosa kecil bisa berubah menjadi dosa besar karena 5 faktor berikut ini:

1. Dilakukan terus menerus

Dosa kecil yang dilakukan terus menerus akan berubah menjadi dosa besar. Bahkan, dosa besar yang pernah dilakukan lalu tidak dilakukan laki (taubat nasuha) lebih bisa diharapkan diampuni Allah daripada dosa kecil yang terus menerus dilakukan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لا صغيرة مع الإصرار، ولا كبيرة مع استغفار
“Tak ada dosa kecil selagi terus dikerjakan dan tak ada dosa selagi dimohonkan ampunan” (HR. Ad Dailami)

Dosa kecil yang dilakukan terus menerus ini diibaratkan oleh Imam Ghazali seperti tetes-tets air yang terus menerus menimpa batu, akhirnya batu itu pun berlubang. Padahal, jika air itu dikumpulkan dan langsung disiramkan ke batu tersebut, belum tentu mampu membuatnya berlubang.

2. Menganggap remeh dosa tersebut

Penyebab berikutnya yang membuat dosa kecil berubah menjadi dosa besar adalah menganggap remeh dosa tersebut. Selagi suatu dosa dianggap besar oleh hamba, maka dosa itu menjadi kecil di sisi Allah. Sebaliknya, jika manusia menganggap dosanya kecil dan remeh, maka itu menjadi besar di hadapan Allah. Seorang hamba menganggap dosanya besar karena hatinya ingin menghindari dosa itu dan tidak suka kepadanya. Sebaliknya, saat ia meremehkan dosa, hatinya condong kepada dosa tersebut dan tidak merasa benci terhadapnya.

“Sesungguhnya orang mukmin itu melihat dosa-dosanya seakan-akan sedang berada di kaki gunung,” kata Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, “Ia takut dosa itu akan menimpa dirinya. Namun orang durhaka memandang dosanya seperti seekor lalat yang hinggap di hidungnya. Ia beranggapan dengan menepiskan tangan saja, ia bisa diusir.”

Orang yang menganggap dosanya besar, ia melihat siapa yang didurhakainya. Sedangkan orang yang meremehkan dosa, ia tidak mempertimbangkan siapa yang didurhakainya.

Bilal bin Sa’ad rahimahullah berkata, “Janganlah kalian melihat kecilnya kesalahan, tetapi lihatlah keagungan Dzat yang kalian durhakai.”

3. Merasa senang, menceritakan dan membanggakan dosa

Dosa kecil bisa berubah menjadi dosa besar jika pelakunya merasa senang dengan dosa tersebut, bahkan membanggakannya. Misalnya seseorang yang setelah melakukan dosa kemudian mengatakan kepada orang lain, “Aku kemarin sudah melakukan ini dan itu, orang lain tidak ada yang berani seperti itu.” Pramugari Garuda ini Sholat ketika pesawat sedang mengudara ke malaysia

Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda:

كُلُّ أُمَّتِى مُعَافًى إِلاَّ الْمُجَاهِرِينَ ، وَإِنَّ مِنَ الْمَجَانَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلاً ، ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ ، فَيَقُولَ يَا فُلاَنُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا ، وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ
“Setiap umatku diberi afiat kecuali orang-orang yang terang-terangan. Sesungguhnya yang termasuk terang-terangan adalah jika seseorang melakukan suatu dosa pada malam hari, kemudian pagi harinya ia membuka dosa tersebut padahal Allah telah menutupinya. Dia berkata “Hai Fulan, semalam aku telah berbuat begini dan begini.” Allah telah menutupi apa yang ia lakukan malam itu, tetapi ia sendiri justru menyingkap tutupan Allah pada dirinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Mengajak orang lain melakukan dosa serupa

Dosa kecil berubah menjadi dosa besar jika pelakunya mengajak orang lain untuk melakukan hal serupa. Ia tidak hanya berbuat dosa sendiri, tapi malah mengkampanyekan dosa dan membujuk orang lain melakukan dosa tersebut. Inilah bahayanya menjadi pelopor dosa.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
“Barangsiapa menyeru kepada kesesatan, maka ia memperoleh dosa sebagaimana dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa orang tersebut sedikitpun.” (HR. )

5. Jika yang melakukannya adalah ulama

Meskipun amal buruk atau kemaksiatannya sama, nilai dosa ulama lebih besar daripada orang awam. Sebab, ulama telah mengetahui perkara tersebut dengan jelas, betapa dosanya, kepada siapa ia berdosa, bahayanya bagi agama, dan seterusnya. Allah memuliakanmu dengan Al-Quran, Jadilah sebagai penghafalnya

Wallahu a’lam bish shawab. [Abu Nida, disarikan dari Minhajul Qasidin]

Ketahuan Shalat di Pesawat, Pramugari Garuda Dipuji Warga Malaysia

Seorang pramugari Garuda Indonesia menuai banyak simpati dari warga Malaysia. Hal itu setelah penumpang asal Kepong, Malaysia, membagikan foto yang ia ambil di pesawat. 

Eddie Putra, melalui akun facebooknya, menceritakan bahwa ia suka duduk di kursi paling belakang saat terbang. Pun dengan penerbangan kali itu. Sekitar 10 menit di udara, Eddie hendak tidur. Tiba-tiba ia melihat seorang pramugari mengambil sesuatu dari tasnya. “Dia macam nak salin baju,” pikirnya.

Namun, apa yang dipikirkannya ternyata salah. Pramugari tersebut rupanya hendak shalat. Dan saat sang pramugari tersebut shalat, Eddie memfotonya.

Ribuan orang memberikan “like” untuk foto hasil jepretannya. Ratusan komentar bernada simpati dan kagum pun menghiasi laman facebooknya.

“Kagum...abg mampu melawan hawa nafsu. Moga segera sampai ke Malaysia dan bertemu isteri tercinta. Amin” komentar Azalizan Ismail.

“Walau kerja mereka camtu....tapi iman mereka tetap ade dgn menunaikan solat....selebihnyer hanya allah yg tahu ....terbaikkkk” tambah Mat Lang.

Ada pula warga Malaysia yang mendoakan pramugari tersebut agar berjilbab. "Permulaan yg baik. Semoga Allah membuka pintu hatinya utk. menutup tudung," tulis Nur Zakiah Amir Hamzah.

Selain ditujukan kepada sang pramugari, komentar positif juga ditujukan kepada Garuda Indonesia. [AM/bersamadakwah]

Mengapa Para Ulama Tak Mau Shalat Malamnya Diketahui Orang Lain?

Malam itu, muktamar baru saja usai. Lelah menghampiri setelah pikiran dan fisik terkuras. Tak terkecuali Imam Hasan Al Banna dan Umar Tilmisani. Keduanya pun beristirahat di ruangan yang sama.

“Wahai Umar apakah kamu sudah tidur?” tanya Hasan Al Banna kepada Umar Tilmisani yang berbaring tak jauh darinya.
“Belum”

Beberapa saat kemudian Hasan Al Banna kembali bertanya  dengan pertanyaan yang sama dan dijawab oleh Umar dengan jawaban yang sama. “Nanti kalau beliau bertanya lagi, saya tidak akan menjawabnya,” kata Umar dalam hati. 

Ketika Hasan Al Banna kembali mengulangi perkataannya, Umar pun diam. Mengira Umar sudah tidur, Hasan Al Banna keluar pelan-pelan, mengendap-endap. Beliau meninggalkan kamar menuju tempat wudhu. Selesai berwudhu, Hasan Al Banna pergi ke salah satu ruangan paling ujung. Menggelar sajadah, bermunajat kepada Allah Azza wa Jalla.

Bukan hanya Hasan Al Banna yang melakukan hal demikian. Banyak ulama yang merahasiakan shalat malamnya. Hingga, hanya istrinya yang tahu. Bahkan, ada pula yang sampai istrinya tidak tahu.

Ayyub As Sakhtiani, salah seorang ulama tabiu’t tabi’in, memiliki cara tersendiri untuk merahasiakan shalat malamnya. “Ayyub As Sakhtiani selalu melakukan shalat malam,” kata Salam yang mengetahui rahasianya, “tetapi hal itu dirahasiakannya. Jika Subuh menjelang, ia mengeraskan suaranya seolah-olah baru bangun dari tidurnya.”

Mirip kisah Hasan Al Banna, Abdullah bin Mubarak juga pernah ketahuan secara diam-diam shalat malam dalam waktu yang sangat lama. Saat itu Muhammad bin Al Wazir menemaninya dalam sebuah safar. Muhammad bin Al Wazir yang berbaring istirahat, mungkin dikira telah tidur. Abdullah bin Mubarak pun kemudian mengambil wudhu dan melakukan shalat malam hingga fajar tiba. Tips Memilih Pasangan Hidup (suami/istri)

Mengapa para ulama merahasiakan shalat malamnya, hingga seakan-akan mereka tak mau orang lain mengetahuinya? Jika kita melihat ayat-ayat Al Qur’an dan hadits, tahulah kita bahwa setidaknya mereka memiliki tiga alasan:

Pertama, menjaga keikhlasan. Meskipun tingkatan mereka adalah ulama, mereka menyadari bahwa ketika orang lain melihat ibadah mereka, hal itu bisa menjadi buah bibir yang kadang menjadi godaan untuk tercampuri ujub, riya’ dan sum’ah.

Kedua, dengan merahasiakan shalat malamnya, para ulama dapat berdzikir dan bermunajat kepada Allah lalu berlinanglah air matanya. Kebiasaan ini akan menempatkan mereka pada golongan orang yang mendapat naungan Allah. Cara mudah mengkhatamkan Al-Quran selama Ramadhan

وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Dan (orang ketujuh yang mendapat naungan Allah ialah) orang yang berdzikir kepada Allah di waktu sunyi, lalu berlinanglah air matanya” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketiga, keutamaan shalat sunnah yang dirahasiakan, setara dengan 25 shalat sunnah yang dilihat orang lain.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

صَلَاةُ الرَّجُلِ تَطَوُّعًا حَيْثُ لَا يَرَاهُ النَّاسُ تَعْدِلُ صَلَاتَهُ عَلَى أَعْيُنِ النَّاسِ خَمْسًا وَ عِشْرِيْنَ
“Shalat sunnah seseorang yang tidak dilihat orang lain, setara dengan 25 ganjaran (shalat sunnah) yang dilihat orang lain.” (HR. Abu Ya’la, shahih menurut Al Albani)

Wallahu a’lam bish shawab. [Abu Nida]

Ingin Keturunan Mulia? Pilih Pasangan Hidup yang Kokoh Agamanya

Malam itu, Umar bin Khattab kembali berkeliling melihat kondisi rakyatnya. Sengaja, selain bertemu dan melayani rakyatnya di siang hari, Umar bin Khattab juga memanfaatkan waktu malam agar ‘inspeksi’-nya tidak diketahui oleh orang lain. Dengan demikian, ia dapat melihat sisi lain kehidupan rakyatnya.Dua Pemimipin Muslim Yang Buat Ketar-Ketir Musuhnya

Tiba di dekat sebuah rumah, Umar bin Khattab mendengar dialog yang menyentuh jiwanya. “Campur saja susu itu dengan air, Nak. Orang lain melakukan seperti itu,” suara perempuan tua terdengar dari rumah itu.

“Amirul mukminin melarang itu, Bu” sang anak menolak dengan halus. Suaranya menggambarkan takdzim pada sang ibu.

“Amirul mukminin tidak akan tahu”

“Tapi Allah Maha Mengetahui, Bu”

Allahu akbar. Mendengar hal itu, Umar bin Khattab terenyuh. Hatinya tersentuh. Ada seorang gadis yang memiliki keimanan begitu tinggi.

Esoknya, Umar bin Khattab memerintahkan putranya untuk menikah dengan gadis itu. Dari pernikahan keduanya, kelak lahirlah keturunan shalih yang memiliki banyak kemiripan dengan Umar bin Khattab. Dialah Umar bin Abdul Aziz; khalifah yang hanya dalam masa 2,5 tahun berhasil mengubah maknawiyah dan kesejahteraan rakyatnya hingga tidak ada yang mau menerima zakat.

***

Suatu hari, seorang pemuda menemukan buah delima terbawa arus sungai. Dalam kondisi lapar yang menderanya saat itu, ia pun memakannya. Tiba-tiba ia sadar, buah itu milik siapa hingga ia berani memakannya? Ia pun menelusuri asal buah itu dan setelah menemukan pohonnya, ia menemui pemiliknya. Tips Mudah Menghafal Al-Quran

“Aku minta kehalalan buah yang telah kumakan tersebut,” pintanya, membuat sang pemilik kagum dengan kepribadiannya.

“Baiklah, aku akan menghalalkan buah itu dengan syarat kau mau menikahi putriku”

“Baiklah”

“Perlu kau ketahui, bahwa putriku itu buta, tuli dan bisu. Kau bersedia?”

Sungguh aneh, demi mendapatkan kehalalan buah yang telah dimakannya, sang pemuda tak membutuhkan waktu lama untuk mengiyakan. “Insya-allah, Pak” jawabnya mantap.

Tibalah hari pernikahan itu. Dan betapa kagetnya sang pemuda, gadis yang dinikahinya ternyata sangat cantik, tidak buta, tidak bisu dan tidak tuli. Saat ia menanyakan kembali kepada pria yang kini jadi mertuanya, ia mendapatkan jawaban: “Putriku buta, maksudnya matanya tidak pernah melihat maksiat. Ia bisu, maksudnya tidak pernah berbicara dusta, tidak pula pernah ghibah. Dan ia tuli, karena telinganya tidak pernah mendengar bunyi dan suara yang diharamkan.”

Allahu akbar! Pernikahan keduanya pun menjadi pernikahan barakah. Dari keduanya, kelak lahirlah seorang ulama besar yang hingga kini namanya tetap abadi dan ijtihadnya terus diikuti; Imam Syafi’i.

***

Dalam Islam, pendidikan anak sejatinya dimulai sejak memilih jodoh. Sebab, dari rahim sang ibulah anak lahir. Dari hubungan suami dan istrilah sang ibu mengandung.

Karenanya Rasulullah menasehati para pemuda untuk memilih istri atas dasar agamanya. “Fadhhar bidzaatid diin, taribat yadaak; pilihlah wanita yang baik agamanya agar kalian beruntung.” Keberuntungan di sini bukan hanya soal rumah tangga mereka, cinta kasih mereka, kehidupan pernikahan mereka, tetapi juga keturunan mereka.

Bagaimana dengan muslimah, Saudariku? Muslimah juga sama, dinasehati agar memilih jodoh yang baik agamanya, mulia akhlaknya. Karenanya Rasulullah berpesan kepada para orangtua, jika ada lelaki shalih yang melamar anaknya, agar ia diterima.

Memilih jodoh adalah langkah pertama dalam pendidikan anak. Sebab lelaki shalih dan wanita shalihah yang telah menjadi suami istri, mereka akan menjaga adab Islam. Saat merencanakan dan berikhtiar memiliki anak, mereka niatnya mulia. Saat beraktifitas yang mengundang lahirnya keturunan, mereka berdoa dan memenuhi adab-adabnya sehingga kelak anaknya tidak mudah diganggu/digoda syetan. Suami yang shalih menafkahi istri dengan nafkah halal. Halal pula yang dikonsumsi janinnya. Ketika anak sejak di dalam kandungan hingga lahir menjadi bayi dan seterusnya hanya mengkonsumsi yang halal, insya-allah ia lebih mudah menjadi anak yang shalih. Lebih mudah dididik dengan akhlak Islam.

Seperti apa engkau nanti mengasihi dan memperlakukan janinmu saat hamil juga dipengaruhi oleh laki-laki model apa yang menjadi suamimu. Jika ia shalih dan penyayang, ia pun menyayangimu dan janinmu. Mendukungmu membaca Qur’an untuk calon bayi dalam kandungan, bahkan ia pun turut tilawah sambil memegang perutmu. Hingga kelahiran tiba dan hidup di alam nyata, bayi dan anak-anaknya pun terbiasa dengan Al Qur’an, daripada musik dan nyanyian yang tidak jelas.

Saudariku, begitu banyak penjelasan yang bisa kau kembangkan atau kita lanjutkan di lain waktu. Bahwa pendidikan anak sejatinya dimulai sejak kita memilih jodoh. [Tim Redaksi WebMuslimah.com]