Banyaknya
majelis ta’lim terutama yang berada di daerah Jakarta membuat kita sedikit
berbahagia. Bahagia karena masih banyak orang-orang yang senang mengkaji ilmu
agama, memperdalam tafsir serta ilmu fikih mereka. Pengikutnya yang masih
didominasi oleh kaum tua yang sedikit membuat kita geram dan gerah, kemana kaum
mudanya? Juga metode yang digunakan hampir setiap majelis ta’lim yang tidak
mempunyai standar bahkan rata-rata berada dibawah mutu. Alih-alih anggotanya
mampu membaca kitab, malah setiap pengajian mingguannya mereka isi dengan
arisan, gosip dan sebagainya.
Inilah
yang membuat kita semakin gusar, sedih dan marah, mengapa majelis ta’lim yang
seharusnya menjadi tempat menimba ilmu malah diisi dengan hal-hal yang tidak
bermutu. Ada juga majelis tak’lim yang setiap pengajiannya membahas masalah
baju seragam dan sebagainya. Ini mencerminkan bahwa sebagian besar majelis ta’lim
terutama yang berada di Jakarta diisi oleh para pembisnis yang suka menjajakan
barang dagangannya. Jika barang yang mereka dagangkan tidak dibeli otomatis si
ustadzah akan merengut dan marah-marah, Hah….Ada seperti itu?
Jika
diantara para pembaca sekalian, ada anggota majelis ta’lim silahkan anda nilai
sendiri pengajian yang rutin anda ikuti. Apakah termasuk pengajian yang berisi
kajian-kajian tafsir, fikih dan lainnya atau banyak berisi gosip, cerita umrah
dan haji serta hal-hal lainnya yang dijamin tidak akan menambah kualitas
keilmuan anda?
Ajarkan
mereka ilmu agama yang benar
Mengajakan
ilmu yang berfaidah dan membawa kebaikan kepada orang lain merupakan amal yang
sangat diutamakan itulah yang disebut dalam hadits diantara amal yang
ganjarannya akan tetap diterima meskipun orang yang melakukannya telah
meninggal dunia. Ilmu yang benar akan membawa efek positif bagi seluruh umat
islam, manfaat itulah yang membawa seorang guru kepada level muqarrobiin
(kekasih Allah Swt). Disisi lain juga. Seorang guru harus mempunyai cita-cita
yang luhur yaitu mencetak generasi penerus yang akan menggantikan posisinya
kelak kalau gurunya sudah tua atau bahkan sudah meninggal. Bukan sebaliknya,
guru malah menjadi pembisnis yang selalu menjajakan dagangannya di setiap
pengajian dan selalu mematok harga tertentu untuk membeli baju seragam sehingga
membuat mereka yang miskin tidak berani mengikuti pengajiannya.
Kajilah
Al-Qur’an, hadits, fikih dan ilmu-ilmu agama lainnya yang akan membawa kebaikan
baik kepada guru maupun muridnya sehingga pengajian bukanlah tempat yang
dibenci oleh Allah dan RasulNya karena terlalu banyak berdagang seperti di
pasar tradisional.
Apa Tujuan
Pembentukan Lembaga Tuntas Buta Aksara Al-Qur’an?
Didasari
atas semangat membangun umat yang madani yang paham agama serta ilmu-ilmunya,
kami ingin merubah pandangan masyarakat yang umumnya mengikuti pengajian
bertahun-tahun tapi tidak ada hasilnya. Kami menawarkan konsep kajian Al-Qur’an
disertai hafalan 1 sampai 22 surah dalam 12 minggu pertemuan (seminggu dua
kali). Konsep menghafal minimal satu surah setiap pertemuan dengan metode yang
mampu (Baca 10 kali + Baca Artinya = Hafal) yang akan membantu memudahkan
mereka yang ingin menghafal Al-Qur’an.
Metode
ini telah berhasil diterapkan setidaknya di 5 tempat dan lebih dari 100 orang
yang telah merasakan kemudahan menghafal Al-Qur’an. Darimana dasar metode ini? Metode
ini 100% pengalaman penulis ketika menghafal Al-Qur’an serta tambahan ketika
penulis mulai mengajarkan Al-Qur’an baik kepada orang Indonesia asli maupun bule
(Orang luar negeri asli maupun keturunan luar negeri). Metode ini juga
membantu mereka yang belum bisa baca Al-Qur’an sehingga dalam waktu singkat
(tergantung murid) mampu membaca Al-Qur’an sampai lancar, waktu yang dibutuhkan
biasanya 4 kali pertemuan atau lebih.
Jika
anda berkenan dan ingin join serta ingin ikut mengembangkan metode ini silahkan
hubungi kami melalui 085776198625 atau kirim pesan ke halaman facebook @Tuntas
Buta Aksara Al-Qur’an di Indonesia.
Semoga
bermanfaat!!!
Join bersama kami di group facebook Buletin Tuuba Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar
Anda Dapat Mengirimkan Komentar dan Pertanyaan Seputar Al-Qur'an. Seluruh Pertanyaan dan Jawaban akan ditampilkan pada Buletin Tuuba (تُوْبَي) Edisi Selanjutnya.