Senin, 21 April 2014

Takabbur

1. Pengertian Takabbur

Rasulullah SAW mendefinisikan “takabbur” sebagai sikap “menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.

Pengertian itu Nabi sampaikan kepada orang yang mempertanyakan sikap salah seorang sahabat yang suka memakai baju dan sandal bagus. Sabda Nabi: “Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan. Takabbur adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain”. HR.Muslim.

2. Bahaya Takabbur

Takabbur sangat berbahaya bagi manusia, ia merupakan kesalahan pertama yang dilakukan mahluk (Allah iblis) di dunia ini, yang menyebabkanya diusir dari syurga.

Pada kenyataanya takabbur itu menyebabkan hal-hal berikut ini:
1. Jauh dari kebenaran. Firman Allah:
“ Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku” QS 7:146

2. Terkunci mati hatinya. Firman Allah:
“Demikianlah Allah mengunci mati hati orang-orang yang sombong dan sewenang-wenang”. QS. 40:35

3. Tidak disukai Allah. Firman Allah:
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong”. QS. 16: 23

4. Tidak akan masuk syurga. Sabda Nabi:
“ Tidak akan masuk surga orang yang dihatinya ada sebiji sawi kesombongan”. HR.Muslim.

5. Akan menjadi penghuni neraka Jahannam
“Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku (berdoa) akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina”. QS: 40:60

Ketika seseorang memiliki sifat sombong, maka ia akan tertutup dari akhlak mulia, antara lain:
1. Tidak akan mencintai sesama muslim sebagaimana ia mencintai diri sendiri, ia selalu memandang orang lain lebih rendah dari dirinya sendiri.
2. Tidak akan tawadhu’ (rendah hati), karena selalu merasa lebih baik.
3. Tidak akan dapat meninggalkan rasa dendam, karena merasa mampu membalas pihak yang merugikanya.
4. Tidak dapat jujur.
5. Tidak akan dapat mengendalikan marah, karena merasa mampu melampiaskanya
6. Tidak bisa melepaskan diri dari sifat hasad (iri).
7. Tidak dapat menasehati atau menerima nasehat dengan lembut dan halus.
8. Selalu memandang rendah orang lain.

3. Macam-Macam Takabbur

a. Takabbur kepada Allah SWT
Inilah bentuk takabbur yang terburuk, seperti yang pernah dilakukan oleh Namrud, Fir’aun dan sejenisnya. QS 40:60, 25:60.

b. Takabbur kepada Rasul
Yaitu sikap tinggi hati, menolak mengikuti dan mematuhi Nabi, karena menganggapnya sebagai manusia biasa (QS. 23:43, 36:15). Seperti yang dinyatakan kaum kafir Quraisy kepada Nabi: ”Bagaimana kami bisa duduk di sisimu hai Muhammad, sementara yang ada di sekitarmu adalah orang-orang faqir”.

c. Takabbur atas sesama manusia
- Yaitu dengan membanggakan diri dan meremehkan orang lain. Takabbur ini meskipun tidak seberat yang pertama dan kedua, namun masih sangat berbahaya karena:
- Kebesaran dan kehormatan hanya milik Allah, selainnya lemah dan terbatas.
- Ketika seseorang takabbur, ia merampas salah satu sifat kebesaran Allah.

4. Penyebab Takabbur

Pada umumnya orang yang sombong adalah orang yang memiliki kebanggaan diri, karena memiliki sifat, kemampuan atau prestasi lebih dari yang lain.

1. Ilmu
Takabbur karena ilmu sangat mudah terjadi, yaitu dengan munculnya perasaan lebih mulia dari orang lain. Atau merasa telah mendapatkan tempat mulia di sisi Allah dengan ilmunya (QS.58:11). Ia lebih menghawatirkan orang lain dari pada dirinya sendiri.

2. Amal Ibadah
Orang yang masuk dalam kehidupan zuhud (konsentrasi dalam ibadah) tidak otomatis terbebas dari takabbur.

3. Hasab (kedudukan) dan Nasab (keturunan)
Orang yang berasal dari keluarga terhormat mudah meremehkan orang lain yang datang dari keluarga bukan terhormat, meskipun orang itu lebih baik ilmu dan amalnya, dan bahkan takabbur karena faktor ini seringkali membuat ia menganggap orang lain sebagai budaknya, dan merasa keberatan untuk berbaur dengan mereka.

4. Al Jamal (ketampanan/kecantikan)
Takabbur karena faktor ini, lebih banyak terjadi di kalangan wanita, terwujud dalam celaan, atau gunjingan terhadap kekurangan pihak lain.

5. Al Maal ( kekayaan)
Takabbur karena kekayaan ini banyak terjadi di kalangan pejabat, penguasa, pedagang, tuan tanah, dan mereka yang memilikinya. Orang yang merasa lebih kaya meremehkan orang yang dipandang kurang kaya dengan ucapan maupun sikap-sikap lainnya.

6. Al Quwwah (kekuatan)
Kekuatan dan kegagahan dapat memunculkan takabbur atas mereka yang lemah dan tidak berdaya.

5. Therapi Takabbur

Takabbur adalah penyakit berbahaya yang bisa menyerang siapa saja. Pencegahan dan pemberantasan penyakit ini harus dilakukan dengan serius. Pengobatan intensif terhadap pengidap penyakit ini harus dilakukan dengan cermat dan seksama.
Terdapat dua tahapan utama dalam melakukan therapi penyakit takabbur, yaitu:

1. Pencabutan akar dan pohonnya dari hati

Untuk mencabut pohon takabbur beserta akar-akarnya diperlukan dua kekuatan, yaitu ilmu dan amal
  • Ilmu yang dibutuhkan dalam hal ini adalah ma’rifatunnafsi (mengenal diri sendiri) dan ma’rifatullah (mengenal Allah). Dua hal ini sudah cukup untuk mencabut akar takabbur dari hati manusia. Sebab jika seseorang sudah mengenal dirinya sendiri dengan pengenalan yang benar, maka ia akan sadar bahwa ia adalahmahluk hina, lebih lemah dari lainya, lebih miskin dari siapapun juga. Tidak ada yang pantas baginya kecuali tawadhu’ kepada sesama. Dan jika ia mengenali Allah dengan sebenarnya maka akan diketahuinya bahwa tidak ada yang layak untuk takabbur kecuali Allah – Allahu Akbar.
  • Amal yang dibutuhkan adalah sikap tawadhu’ kepada sesama manusia karena Allah, dengan senantiasa meneladani ahlak orang-orang shalih sebelumnya seperti ahlak Rasulullah SAW yang makan di atas tanah (tanpa kursi) dan mengatakan: “sesungguhnya aku adalah hamba biasa yang makannya seperti hamba lainya”.
  • Tawadhu’ tidak cukup dengan ilmu, ia harus berupa amal. Dari itulah rukun islam utama setelah syahadat adalah menegakan shalat karena dalam shalat itu terdapat sekian banyak rahasia hidup dan yang terpenting adalah pembiasaan agar seorang muslim yang mendirikan shalat dengan ruku’ dan sujudnya terbiasa tawadhu’ serta tidak lagi sombong.
Ada banyak hal yang dapat digunakan untuk menguji keberadaan takabbur pada diri seseorang, antara lain lima hal berikut ini:

a. Berdiskusi dengan sesama teman. Jika kebenaran muncul dari orang lain, bagaimnkah tanggapanya, keberatan atau menerima dengan senang.
b. Berkumpul dalam sebuah haflah (acara), lalu ada orang lain yang lebih diprioritaskan, apakah sikapnya keberatan atau tidak.
c. Memenuhi undangan orang miskin, pergi ke pasar membelikan sesuatu untuk orang lain.
d. Membawa keperluan sendiri, keluarga atau sahabat dari pasar atau tempat lainya sampai rumah. Jika keberatan, maka ada takabbur, jika mau karena terpaksa maka itu kemalasan, jika mau karena disaksikan orang banyak maka itu adalah riya’.

Inilah beberapa kondisi berkumpulnya riya’ dan takabbur pada seseorang. Jika dalam keramaian maka riya ikut menjebak, jika dalam kesepian takabbur terus mengintai.
Dengan mengenali keburukan, kita kenali kebaikan. Dan dengan mengenali penyakit kita temukan obatnya.

2. Penghindaran dan pengendalian diri

Penyebab takabbur adalah prestasi yang pernah dicapai manusia. Ketidaksiapan dan ketidakmampuan menerima hasil dari penyebab-penyebab tertentu berpotensi melahirkan sikap takabbur.

Download Artikel Islami Versi PDF (Gratis)
Buletin Tuntas Buta Aksara Al-Qur'an (Tuuba) 18 April 2014 versi PDF disini
Buletin Tuntas Buta Aksara Al-Qur'an (Tuuba) 25 April 2014 versi PDF disini
Buletin Tuntas Buta Aksara Al-Qur'an (Tuuba) 2 Mei 2014 versi PDF disini
Buletin Tuntas Buta Aksara Al-Qur'an (Tuuba) 9 Mei 2014 versi PDF disini

Ingin memperdalam ilmu Al-Qur'an, Tafsir dan Tahfidz (Hafalan) dapat bergabung bersama Lembaga Tuntas Buta Aksara Al-Qur'an Indonesia. Silahkan Hubungi Nomor Kontak kami 085776198625 (Biaya bisa dipertimbangkan sesuai kemampuan peserta didik). Terimakasih

Gabung juga di group facebook kami klik disini 

0 komentar:

Posting Komentar

Anda Dapat Mengirimkan Komentar dan Pertanyaan Seputar Al-Qur'an. Seluruh Pertanyaan dan Jawaban akan ditampilkan pada Buletin Tuuba (تُوْبَي) Edisi Selanjutnya.